LABUHA, kasiruta.id — Suasana pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nurul Hasan mulai diwarnai dengan dinamika yang tak sehat.
Di tengah riuhnya kompetisi, Dekan Fakultas Inovasi Pendidikan dan Humaniora, M. Zaki Abd. Wahab, SH., MH., angkat bicara dan mengingatkan para kandidat agar tidak terjebak dalam praktik yang mencederai marwah kampus.
“Mahasiswa adalah kaum intelektual. Jika dalam pemilihan BEM saja sudah kehilangan etika dan moral, bagaimana kita berharap lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang berintegritas” tegas Zaki dalam pernyataannya Rabu, (30/7/2025)
Pasalnya, Zaki yang akrab disapa ZK menyoroti fenomena saling serang dan praktik kampanye destruktif yang mulai mencuat di balik dinamika pemilihan.
ZK menekankan bahwa kontestasi demokratis bukan panggung adu ambisi buta, melainkan ruang pembelajaran membentuk karakter kepemimpinan yang berlandaskan kejujuran, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap perbedaan.
“Jangan jadikan demokrasi kampus sebagai panggung permusuhan. Bukan saling menjatuhkan yang dibutuhkan, tapi adu gagasan dan keteladanan sikap,” tambahnya.
Sebagai pimpinan fakultas, ZK mengingatkan bahwa integritas mahasiswa sebagai insan akademik dipertaruhkan dalam setiap langkah.
Ia mendesak seluruh pihak kandidat, tim sukses, bahkan pendukung untuk kembali pada koridor etika, menghindari provokasi, dan menolak segala bentuk manipulasi suara atau tekanan politik kampus.
“Jika kampus kehilangan moralitas, maka pendidikan kehilangan rohnya,” pungkas ZK.
Pemilihan BEM seharusnya menjadi ajang membangun tradisi demokrasi yang sehat, bukan tempat menanam benih konflik dan dendam politik.
Kampus mesti tetap menjadi ruang aman bagi tumbuhnya pemimpin-pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral.*(Iky)